Logistik

Finished Goods Inventory: Pengertian, Cara Menghitung dan Manfaat

Finished Goods Inventory

Finished goods inventory atau pengelolaan persediaan barang jadi menjadi hal yang sangat penting dalam bisnis karena memberikan efisiensi. Biasanya, persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan sehingga proses operasional bisnis bisa berjalan dengan baik. Tak hanya itu, pengelolaan persediaan barang jadi yang baik akan memperbesar Anda memperoleh keuntungan yang besar dan bertahan lama.

Pengertian Finished Goods Inventory

Finished goods inventory adalah persediaan barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan. Ini adalah tahap akhir dari proses produksi di mana produk telah melewati semua tahap pembuatan dan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. 

Baca Juga : 7 Manfaat Inventory Management System Bagi Perusahaan

Barang-barang dalam kategori ini disimpan dalam gudang atau fasilitas penyimpanan lainnya sampai barang tersebut dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Secara umum, finished goods inventory menjadi aspek penting dalam manajemen rantai pasokan dan memiliki dampak langsung pada kinerja operasional dan keuangan.

Cara Menghitung Finished Goods Inventory

Menghitung finished goods inventory melibatkan beberapa langkah untuk memastikan nilai yang akurat dari barang-barang yang telah selesai diproduksi dan siap dijual. Perlu diketahui bahwa finished goods adalah barang-barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan. 

Sedangkan, inventory system adalah sistem yang digunakan untuk mengelola, melacak, dan mengontrol persediaan perusahaan, termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung finished goods inventory:

1. Tentukan Persediaan Awal Barang Jadi

Persediaan awal barang jadi adalah jumlah barang jadi yang tersedia pada awal periode akuntansi. Biasanya, jumlah barangnya bervariasi karena tergantung dengan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan.

2. Tambahkan Biaya Produksi

Biaya produksi termasuk semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang selama periode tersebut. Ini mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Rumusnya adalah:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik

3. Hitung Barang Tersedia untuk Dijual

Jumlah barang yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut adalah jumlah dari persediaan awal ditambah biaya produksi. Dengan menjumlahkan persediaan awal barang dengan biaya produksi, maka Anda bisa memperoleh jumlah barang tersedia untuk dijual. Rumusnya adalah:

Barang Tersedia untuk Dijual = Persediaan Awal Barang Jadi + Biaya Produksi

4. Kurangi Persediaan Akhir Barang Jadi

Persediaan akhir barang jadi adalah jumlah barang jadi yang masih tersedia pada akhir periode akuntansi. Untuk mendapatkan persediaan akhir, perusahaan perlu melakukan inventarisasi fisik atau menggunakan sistem manajemen inventaris yang tepat.

5. Hitung Persediaan Barang Jadi yang Terjual

Anda juga bisa menghitung jumlah persediaan barang jadi yang terjual dengan mengurangkan barang tersedia dengan persediaan akhir barang jadi. Jumlah barang yang telah terjual selama periode tersebut bisa dihitung dengan rumus berikut:

Persediaan Barang Jadi yang Terjual = Barang Tersedia untuk Dijual − Persediaan Akhir Barang Jadi

Contoh Perhitungan:

Misalnya, pada awal tahun, perusahaan memiliki persediaan awal barang jadi senilai Rp 50 juta. Selama 1 tahun penuh, biaya yang diperlukan untuk produksi mencapai Rp 200 juta. 

Pada akhir tahun, perusahaan melakukan inventarisasi dan menemukan bahwa persediaan akhir barang jadi adalah Rp 70 juta. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

  • Persediaan Awal Barang Jadi: Rp 50 juta
  • Biaya Produksi: Rp 200 juta
  • Barang Tersedia untuk Dijual: Rp 50 juta + Rp 200 juta = Rp 250 juta
  • Persediaan Akhir Barang Jadi: Rp 70 juta
  • Persediaan Barang Jadi yang Terjual: Rp 250 juta – Rp 70 juta = Rp 180 juta

Jadi, nilai finished goods inventory pada akhir periode adalah Rp 70 juta, dan perusahaan telah menjual barang jadi senilai Rp 180 juta selama periode tersebut. Dengan cara ini, perusahaan dapat menghitung nilai finished goods inventory dan menentukan jumlah barang yang telah terjual. Selain itu, hal ini juga penting untuk pelaporan keuangan dan analisis kinerja operasional.

Fulfillment Banner

Manfaat Finished Goods Inventory

Inventaris barang jadi merupakan barang yang telah selesai diproduksi dan siap untuk dijual kepada pelanggan. Mengelola inventaris barang jadi dengan baik memberikan berbagai manfaat bagi kemajuan bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari mengelola inventaris barang jadi:

1. Pemenuhan Permintaan Pelanggan

Dengan menjaga tingkat pengelolaan persediaan barang jadi yang memadai, bisnis dapat dengan cepat memenuhi permintaan pelanggan tanpa penundaan. Ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan membantu dalam membangun reputasi yang baik.

2. Optimalisasi Produksi dan Penjualan

Memiliki stok barang jadi yang siap dijual memungkinkan bisnis untuk merespons fluktuasi permintaan dengan lebih efektif. Selain itu, optimalisasi produksi dan penjualan juga dapat mengurangi risiko kehabisan stok selama periode puncak penjualan.

3. Efisiensi Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen inventaris barang jadi yang baik membantu dalam merencanakan dan mengelola rantai pasokan secara lebih efisien. Ini memungkinkan penjadwalan ulang produksi dan pengadaan bahan baku yang lebih baik.

4. Pengendalian Biaya

Dengan meminimalkan kelebihan stok barang jadi, bisnis dapat mengurangi biaya penyimpanan dan risiko barang usang atau rusak. Perlu diketahui bahwa hal ini juga membantu dalam mengurangi modal yang terikat dalam inventaris.

5. Perencanaan dan Prognosis yang Lebih Baik

Data tentang inventaris barang jadi memberikan wawasan yang berharga untuk perencanaan produksi dan penjualan. Analisis tren permintaan dan penjualan membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik tentang produksi dan pengadaan.

6. Pengelolaan Arus Kas

Menjaga tingkat inventaris barang jadi yang optimal membantu dalam mengelola arus kas dengan lebih baik. Menghindari overstocking berarti lebih sedikit uang yang terikat dalam persediaan, yang dapat dialokasikan untuk investasi lain atau operasional bisnis.

7. Peningkatan Produktivitas

Dengan memiliki stok barang jadi yang memadai, bisnis dapat menghindari gangguan dalam proses produksi. Hal ini memungkinkan alur kerja yang lebih lancar dan produktivitas yang lebih tinggi.

8. Kepuasan dan Retensi Pelanggan

Pemenuhan pesanan tepat waktu dan ketersediaan produk yang konsisten meningkatkan pengalaman pelanggan. Kondisi ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan retensi jangka panjang.

9. Pengurangan Risiko

Manajemen inventaris yang baik membantu mengurangi risiko kekurangan stok atau produksi berlebihan. Ini juga membantu dalam mengurangi risiko barang yang sudah usang atau kadaluarsa.

Baca Juga : Simak Perbedaan Warehouse Management dan Inventory Management

10. Keuntungan Kompetitif

Bisnis yang mampu mengelola inventaris barang jadi dengan efektif dapat lebih responsif terhadap perubahan pasar dan permintaan pelanggan. Tak hanya itu, pengelolaan inventaris barang jadi dapat memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing.

Finished goods inventory memainkan peran kritis dalam operasi bisnis, terutama dalam memastikan kelancaran proses penjualan dan kepuasan pelanggan. Inventaris barang jadi yang dikelola dengan baik adalah aset penting bagi bisnis, memberikan banyak manfaat dalam efisiensi operasional, pengendalian biaya dan kepuasan pelanggan.

Dengan strategi manajemen inventaris yang efektif, bisnis dapat mengoptimalkan operasinya, mengurangi risiko, dan memastikan kesuksesan jangka panjang. Sekian bahasan lengkap mengenai finished goods inventory dan semoga semua bahasannya bisa bermanfaat buat para pembacanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *