Finance

Full Costing: Kelebihan, Cara Menghitung dan Contoh

Full Costing Kelebihan, Cara Menghitung dan Contoh

Full costing adalah metode perhitungan biaya di mana semua biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung, dialokasikan ke produk akhir. Metode ini digunakan dalam akuntansi manajemen untuk menentukan harga jual dan menghitung laba atas setiap unit produk. Dengan menggunakan full costing, semua biaya produksi dialokasikan ke produk, sehingga mencerminkan total biaya yang terkait dengan produksi produk tersebut. Ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang laba yang dihasilkan dari setiap unit produk. 

Kelebihan Metode Full Costing

Metode full costing memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya tetap relevan dan berguna dalam praktik akuntansi manajemen dan pelaporan keuangan. Beberapa kelebihan utama dari metode full costing antara lain:

1. Pengukuran Laba yang Lebih Akurat

Dengan mengalokasikan semua biaya produksi, termasuk biaya overhead pabrik, metode full costing memberikan gambaran yang lebih akurat tentang laba produk. Hal ini membantu manajemen dalam membuat keputusan yang tepat terkait harga jual, kebijakan produksi, dan strategi pemasaran.

2. Kepatuhan terhadap Prinsip Akuntansi

Full costing sesuai dengan prinsip akuntansi yang mengharuskan penyajian laba dan rugi yang akurat dan mencerminkan semua biaya produksi yang terjadi. Oleh karena itu, metode ini cocok untuk digunakan dalam pelaporan keuangan eksternal, yang memerlukan transparansi dan kepatuhan terhadap standar akuntansi.

3. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi, full costing memberikan informasi yang lebih lengkap kepada manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan. Manajer dapat mengevaluasi kinerja produk secara menyeluruh, menentukan harga jual, dan mengidentifikasi area-area di mana efisiensi produksi dapat ditingkatkan.

4. Penentuan Harga Jual yang Lebih Stabil

Dengan mengalokasikan biaya overhead pabrik ke setiap unit produk, metode full costing dapat menghasilkan harga jual yang lebih stabil dan konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini membantu perusahaan untuk mempertahankan stabilitas dalam penetapan harga produk, yang penting untuk mempertahankan posisi pasar dan keuntungan.

5. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Biaya Produksi

Full costing membantu manajemen perusahaan dalam memahami dengan lebih baik mengenai struktur biaya produksi dalam perusahaan. Dengan mengetahui berapa banyak biaya yang dialokasikan ke setiap produk, manajer dapat mengidentifikasi produk-produk yang tidak menguntungkan. Meskipun full costing memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, penting untuk diingat bahwa tidak ada metode akuntansi tunggal yang sempurna untuk semua situasi. Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan secara spesifik ketika memilih metode biaya yang sesuai untuk digunakan.

Cara Menghitung Metode Full Costing

Untuk menghitung metode full costing, Anda perlu mengalokasikan semua biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan lainnya. Berikut langkah-langkah umum dalam menghitung metode full costing:

1. Identifikasi Biaya Produksi

Tentukan semua biaya yang terkait dengan produksi produk tertentu, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pada dasarnya, biaya full costing adalah keperluan terkait biaya yang bervariasi, tergantung dari besaran biaya produksi yang dikeluarkan.

2. Hitung Biaya Langsung

Hitung total biaya langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu.

3. Hitung Biaya Overhead Pabrik

Identifikasi semua biaya overhead pabrik, seperti biaya penyewaan pabrik, biaya utilitas, dan biaya pemeliharaan peralatan. Kemudian, alokasikan biaya overhead pabrik ke setiap unit produk menggunakan metode alokasi yang sesuai, seperti jam kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

4. Total Biaya Produksi

Jumlahkan biaya langsung dan biaya overhead pabrik untuk mendapatkan total biaya produksi untuk setiap unit produk. Pastikan lakukan perhitungan biaya dengan benar, agar hasil yang diperoleh akurat dan valid.

5. Hitung Harga Jual

Tentukan harga jual produk dengan menambahkan keuntungan yang diinginkan per unit kepada total biaya produksi per unit. Berikut adalah formula umum untuk menghitung metode full costing:

Biaya Produksi Total = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik = Biaya Overhead Pabrik Total × Biaya Langsung Total/Biaya Langsung Total​

Harga Jual = Biaya Produksi Total + Keuntungan yang Diinginkan  

Perlu diingat bahwa metode full costing dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan dan sifat produknya. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan berbagai metode alokasi overhead pabrik, seperti jam kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, atau lainnya.

Contoh Metode Full Costing

Untuk memberikan pemahaman mendalam, maka metode full costing harus menggunakan ilustrasi dengan contoh sederhana. Misalkan ada sebuah perusahaan yang memproduksi satu jenis produk, yaitu tas jinjing, dan perusahaan menggunakan metode full costing. Berikut adalah data yang diberikan:

Biaya bahan baku untuk membuat 100 tas jinjing: Rp. 50.000

Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi 100 tas jinjing: Rp. 1000.000

Biaya overhead pabrik untuk periode yang sama: Rp. 700.000

Keuntungan yang diinginkan per unit: Rp. 250.000

Langkah-langkah menghitung menggunakan metode full costing:

  • Hitung Total Biaya Produksi:

Total Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik 

Total Biaya Produksi = 50.000 + 1.000.000 + 700.000 = 1.750.000

  • Hitung Harga Jual: 

Harga Jual = Total Biaya Produksi + Keuntungan yang Diinginkan 

Harga Jual = 1.750.000 + 250.000 = 2.000.000

Dengan demikian, menggunakan metode full costing, harga jual satu unit tas jinjing adalah Rp 2.000.000. Perlu dicatat bahwa dalam contoh ini, biaya overhead pabrik dialokasikan ke produk menggunakan metode sederhana. Dalam praktiknya, perusahaan mungkin menggunakan metode alokasi yang lebih kompleks, tergantung pada karakteristik produksi. Selain itu, keuntungan yang diinginkan juga bisa bervariasi tergantung pada strategi perusahaan dan pasar.

Dapat disimpulkan bahwa metode full costing adalah pendekatan yang penting dalam akuntansi manajemen yang memiliki sejumlah kelebihan yang signifikan. Full costing memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan semua biaya produksi, baik biaya langsung maupun tidak langsung, ke produk akhir. Selain itu, metode full costing sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang mengharuskan penyajian laba dan rugi yang lengkap dan akurat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *