Finance

Pentingnya Laporan Keuangan Syariah dalam Bisnis dan Cara membuatnya

laporan keuangan syariah

Laporan keuangan syariah merupakan salah satu dokumen dalam laporan finansial. Dimana hal tersebut dibuat supaya dapat mengetahui arus keuangan, kinerja keuangan, dan lain sebagainya. Sehingga semua aktivitas keuangannya sesuai dengan prinsip syariah atau hukum Islam.

Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan syariah?

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari halaman resmi Ikatan Akuntansi Indonesia, Laporan keuangan syariah adalah dokumen yang memuat informasi mengenai aspek finansial suatu lembaga atau organisasi. Seperti halnya  lembaga keuangan, perusahaan, dan lain sebagainya. Dimana dalam proses operasinya akan senantiasa mengikuti prinsip-prinsip yang sesuai dengan hukum Islam. 

Sehingga dalam penyususnnya pun akan memtimbangkan padnunan yang telah ditetapkan oleh prinsip ekonomi Islam. Dimana dalam aktivitas melarang ada unsur riba, transaksi spekulasi, dan investasi pada  berbagai sektor yang diharapkan oleh islam. Misalnya, penjualan alkohol, perjudian, dan lain sebagainya.

Baca Juga : Laporan Keuangan: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Tujuan Laporan Keuangan Syariah

Secara umum, tujuan dari laporan keuangan syariah ini yaitu memberikan informasi mengenai kinerja, posisi keuangan, dan arus kas entitas syariah. Dimana nantinya hal tersebut sebagian besar manfaatnya yaitu untuk membantu para pengguna laporannya untuk membuat keputusan ekonomi.

Selain itu, laporan keuangan  inipun bertujuan untuk menunjukkan pertanggungjawaban dari pihak manajemen atas penggunaan berbagai sumber daya yang telah dipercayakan kepada mereka.

Komponen Laporan Keuangan Syariah

Dalam membuat laporan keuangan syariah, sudah pasti tidak boleh mengesampingkan komponen-komponen yang ada di dalamnya. Untuk lebih jauh, inilah beberapa komponen yang ada dalam laporan jenis keuangan ini!

1.      Neraca (Balance Sheet)

Komponen dari jenis laporan keuangan syariah ini merupakan dokumen yang memuat informasi posisi keuangan dari entitas pada waktu tertentu. Komponen neraca ini meliputi beberapa hal, seperti aset yang mencakup aset tetap  yang mencakup bangunan, tanah, dan peralatan.

 Selain itu, adapun aset lancar yang mencakup piutang, kas, dan persediaan. Tidak hanya itu, neraca pun memuat informasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam laporan ini pun terdapat ekuitas pemilik yang menampilkan informasi mengenai investasi pemilik serta laba yang belum dibagikan.

2.      Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Komponen ini merupakan sebuah informasi mengenai kinerja dari operasional suatu entitas dalam  waktu tertentu. Namun, biasanya waktu yang akan ditulis dalam laporan tersebut yaitu sekitar satu tahun. Komponen laporan ,laba rugi ini sendiri mencakup beberapa hal.

 Salah satu contoh laporan keuangan syariah yaitu pendapatan yang berasal dari penjualan barang maupun jasa. Selain itu, terdapat informasi mengenai beban dari sebuah perusahan. Dimana hal tersebut mencakup biaya distribusi, biaya produksi, maupun biaya administrasi. Informasi lain yang terdapat dalam laporan ini yaitu mengenai laba bersih. Mencakup selisih antara pendapatan dengan beban dan sebelum serta setelah pajak.

3.      Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)

Pada laporan ini, kamu akan melihat perubahan ekuitas pemilik dengan waktu tertu. Untuk macam macam laporan keuangan syariah yaitu mencakup investasi awal yang berupa modal awal yang diinvestasikan pemilik.

Selain itu, ada pula laba tahun berjalan yang berisi mengenai laba yang berhasil didapatkan berdasarkan waktu tertentu. Ada pula informasi laba ditahan yang merupakan keuntungan yang tidak dibagikan ke pemilik dari beberapa tahun sebelumnya. Terakhir ada informasi mengenai dividen yang merupakan bagian dari keuntungan yang berhasil dibagikan kepada pemilik.

4.      Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan ini mencatat mengenai aliran kas keluar maupun masuk dari operasional, baik itu pendanaan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah maupun investasi dalam durasi waktu tertentu. Dalam contoh laporan keuangan syariah ini terdapat beberapa komponen yaitu:

Aktivitas operasi: Kas yang diterima dan dibayarkan melalui aktivitas utama entitas

Aktivitas investasi: Kas yang dibayarkan maupun diterima dari investasi pada aset tetap maupun investasi lainnya.

Aktivitas Pendanaan:  Kas yang dibayarkan maupun diterima  berkaitan dengan pendanaan entitas.

5.      Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statements)

Laporan ini akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai data yang terdapat pada laporan keuangan. Termasuk kebijakan akuntansi yang digunakan, informasi yang relevan, dan estimasi yang dibuat.

6.      Ringkasan Kebijakan Akuntansi (Summary of Accounting Policies)

Pada bagian ini menjelaskan mengenai kebijakan akuntansi yang telah diadopsi dari entitas dalam penyusunan laporan keuangan.

7.      Ringkasan Transaksi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah

Setelah analisis laporan keuangan syariah dengan mendatar, maka nantinya akan merinci semua transaksi keuangan sesuai dengan hukum Islam yang berlaku.

  Dimana hal tersebut mencakup  informasi tambahan khusus untuk padnana keuangan dan syarat regulasi sesuai dengan prinsip syariah.  Diman semua komponen tersebut memiliki ketertarikan untuk memberikan informasi secara akurat dan lengkap.

cod

Cara Membuat Laporan Keuangan Syariah

Sebelum membuat laporan keuangan syariah, ada baiknya kamu perlu mengetahui tata cara pembuatannya dengan baik. Sehingga hal tersebut akan dapat memudahkanmu. Untuk lebih jauh mengenalinya, simak ulasannya!

1.      Pahami Prinsip-prinsip Syariah

Dalam pembuatan laporan keuangan akan disusun berdasarkan prinsip keuangan maupun ekonomi Islam. Dimana semua operasi maupun transaksi haruslah sesuai dengan hukum Islam. Sehingga tidak boleh adanya bunga riba, gharar, dan lain sebagainya.

Tentu hal ini berbeda dengan laporan keuangan konvensional yang biasnaya disusun berdasarakan prinsip akuntasi tanpa memberitmbngakn nilai-nilai agama Isalam maupun etika.

2.      Pilih Instrumen Keuangan yang Sesuai

Dalam membuat laporan keuangan syariah selanjutnya yaitu dengan memilih instrumen keuangan yang sesuai. Dimana dalam keuangan syariah sendiri terdapat beberapa instrumen. Adapun antara lain yaitu musyarakah, mudharabah (bagi hasil), dan murabahah (keuntungan didapatkan bersihkan jual beli yang sudah ditentukan).

3.      Rekam Transaksi dengan Akuntansi Syariah

Dalam merekam semua transaksi haruslah sesuai dengan prinsip syariah dan dalam prosesnya melibatkan penyatuan berbagai akun khusus. Dimana hal tersebut mencerminkan karakteristik transaksi yang sesuai dengan berdasarkan hukum Islam yang berlaku.

4.      Sesuaikan Pelaporan dengan Prinsip-prinsip Syariah

Langkah selanjutnya yaitu dengan menyesuaikan struktur dan format keuangan syariah. Pastikan untuk memastikan bahwa informasi yang tercantum dalam laporan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

5.      Buat Neraca

Setelah semua selesai, maka kamu dapat membuat neraca untuk menggambarkan posisi keuangan entitas pada waktu tertentu. Dimana dalam jenis laporan keuangan syariah terdapat informasi mengenai sep. ekuitas, dan kewajiban yang dimiliki oleh pemilik.

6.      Buat Laporan Laba Rugi

Informasi dalam laporan ini sendiri berisikan mengenai pendapatan maupun beban yang sesuai dengan hukum islam yang berlaku. Hal tersebut akan memberikan gambaran mengenai tingkat kinerja operasional dalam periode tertentu.

7.      Sesuaikan Laporan Perubahan Ekuitas

Selanjutnya yaitu membuat perubahan ekuitas pemilik dalam waktu tertentu. Adapun tujuan laporan keuangan syariah  yaitu memberikan informasi mengenai laba tahan, investasi awal,  investasi awal, dan laba tahun berjalan.

Baca Juga : Analisis Keuangan: Pengertian, Tujuan dan Metode Analisisnya

8.      Sesuaikan Laporan Arus Kas

Dalam menyelesaikan laporan keuangan syariah yaitu dengan menyusun arus kas. Dimana dalam  laporan berisikan informasi mengenai arus kas masuk maupun keluar. Dari berbagai aktivitas  pendanaan, operasional, dan investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.

9.      Tambahkan Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam membuat laporan keuangan syariah, maka nantinya akan perlu untuk menyeretkan berbagai catana yang memberikan penjelasan mengenai informasi mengenai laporan keuangan.

10.  Komersialisasikan Laporan Keuangan

Apabila penyusunan laporan telah selesai dan telah terverifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu mendistribusikannya kepada pemangku kepentingan. Baik itu investor, regulator, dan pemilik.

Dalam menyusun laporan keuangan syariah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan beberapa komponen. Yakni neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, dan sebagainya. Sementara untuk menyusunnya kamu perlu memahami prinsip syariah terlebih dahulu, memilih instrumen keuangan, dan sebagainya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *