Bisnis

Unearned Revenue: Pengertian, Cara Mencatat Serta Contohnya

unearned revenue

Memahami inti dari akuntansi dalam konteks bisnis merupakan hal yang sangat mendasar. Faktanya, manajemen akuntansi yang terstruktur dan hati-hati memiliki potensi untuk mempengaruhi kelancaran pengelolaan keuangan perusahaan. Salah satunya adalah pendapatan yang belum dihasilkan (unearned revenue), yang akan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan.

Lantas apa itu unearned revenue dan bagaimana cara mencatatnya? Simak ulasan berikut ini mengenai unearned revenue. 

Apa yang dimaksud dengan Unearned Revenue?

Menurut Investopedia, unearned revenue adalah sejumlah uang yang diterima oleh individu atau entitas usaha sebagai imbalan atas layanan atau produk yang belum diberikan atau disampaikan. Istilah ini dapat diartikan sebagai “pembayaran di depan” atas barang atau jasa yang diantisipasi akan diberikan oleh pihak individu atau entitas usaha kepada pembeli di masa mendatang. 

Baca Juga : Cara Menghitung Biaya Produksi, Ternyata Rumusnya Mudah!

Sebagai akibat dari pembayaran awal ini, penjual memiliki tanggung jawab yang sepadan dengan pendapatan yang telah diperoleh, sampai saat barang atau jasa benar-benar disampaikan. Tanggung jawab ini dicatat sebagai liabilitas lancar, karena diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun.

Cara Mencatat Unearned Revenue

Mengetahui cara mencatat unearned revenue dalam ranah akuntansi memiliki dampak yang signifikan. Di bawah ini adalah langkah-langkah atau metode yang diterapkan untuk melakukan pencatatan, yaitu sebagai berikut;

1. Tentukan Klasifikasi Pendapatan Diterima di Muka

Cara yang pertama dalam mencatat unearned revenue adalah dengan menentukan klasifikasi pendapatan diterima di muka. Jika dalam kurun waktu 12 bulan setelah transaksi terjadi, produk akan diterima oleh pembeli, maka perlu diakui sebagai kewajiban lancar. Namun, jika produk baru akan diterima oleh pembeli setelah melewati periode 12 bulan sejak waktu transaksi, maka perlu dicatat sebagai kewajiban jangka panjang.

2. Catat Uang Sebagai Kas dan Pendapatan yang Diterima di Muka

Pendapatan yang telah diperoleh di muka akan dicatat sebagai pos kredit. Sebagai kontras, jumlah pendapatan tersebut akan dicatat sebagai pos debet dalam rekening kas.Agar lebih mudah, bayangkan Anda menerima pembayaran sebesar Rp. 10.000.000 untuk proyek pembuatan saluran air. Pendapatan yang belum dihasilkan akan direkam sebagai entri kredit. Proses pencatatan ini memiliki tujuan untuk mengkelompokkan nilai yang perlu diselesaikan atau dikerjakan, dan juga merekam nilai uang yang diperoleh dari transaksi tersebut.

3. Perkirakan Jumlah yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Pekerjaan

Setelah melakukan pencatatan dalam pos kredit dan debit, perlu dilakukan perhitungan mengenai bagian pendapatan yang akan diterima selama tahap penyelesaian tugas spesifik. Sebagai contoh, dalam proyek pembuatan saluran air yang memakan waktu 10 hari kerja dan memiliki nilai total Rp10.000.000. Oleh karena itu, setiap hari akan mengurangi jumlah uang sebesar Rp1.000.000 atau sejumlah tersebut akan dihabiskan pada setiap hari kerja.

4. Kurangi Unearned Revenue Selama Pekerjaan Dilakukan

Kembali kepada contoh yang sebelumnya, setelah melakukan perhitungan mengenai jumlah uang yang akan digunakan, langkah berikutnya adalah mengurangi jumlah pendapatan yang telah diterima di muka (pos kredit) selama perkembangan proyek. Contohnya, pada hari pertama, kurangi nilai pendapatan yang belum dihasilkan sebesar Rp1.000.000. Pada hari kedua, jumlah ini akan kembali berkurang, sehingga total pengurangan mencapai Rp2.000.000. Lanjutkan langkah ini hingga sisi kredit mencapai nol dan pekerjaan berhasil diselesaikan.

Bisnis online

5. Catat Sebagai Pendapatan

Setelah melakukan pengurangan pada catatan unearned revenue (pos kredit) hingga mencapai nol, ini mengindikasikan bahwa semua kewajiban telah dilunasi. Langkah berikutnya melibatkan perpindahan pencatatan kas (pos debet) sebagai pendapatan di dalam laporan neraca saldo.

Contoh Unearned Revenue

Untuk memahami lebih lanjut mengenai unearned revenue, di bawah adalah contohnya untuk memudahkan Anda. 

1. Langganan Koran

Contoh unearned revenue adalah langganan koran. Pelanggan surat kabar mungkin melakukan pembayaran langganan selama satu tahun sebelum menerima produk yang mereka pesan. Pendapatan yang diterima di muka dari pelanggan akan dimanfaatkan oleh surat kabar untuk membayar gaji karyawan dan menghasilkan surat kabar yang diharapkan. Setelah itu, surat kabar akan merespons dengan memberikan layanan surat kabar mingguan sepanjang tahun kepada pelanggan.

2. Layanan Kontrak

Dalam konteks ini, unearned revenue menjadi transaksi yang sering ditemui dalam sektor properti atau konstruksi. Salah satu contohnya adalah ketika seorang kontraktor membayar biaya sebelum proyek dimulai. Uang yang diterima dialokasikan untuk membiayai kebutuhan proyek atau mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk menghasilkan produk dengan kualitas optimal.

3. Keperluan Tiket Transportasi

Contoh dari unearned revenue yang selanjutnya adalah untuk keperluan tiket transportasi. Seperti halnya dengan tiket seperti kereta api, pesawat, atau kapal, unearned revenue juga diterapkan sebagai cara untuk menutupi biaya operasional perusahaan atau maskapai. Kebutuhan maskapai mencakup biaya bahan bakar untuk transportasi, penyediaan fasilitas seperti makanan, minuman, dan peralatan lainnya, serta penyediaan sistem layanan bagi penumpang.

Baca Juga : Memaksimalkan Bisnis Anda Dengan Strategi Word of Mouth

4. Keperluan Inventory

Contoh dari unearned revenue adalah keperluan inventory. Dalam konteks bisnis yang memerlukan pengadaan inventory secara berkala, penggunaan unearned revenue menjadi pilihan yang bijak untuk memastikan keteraturan waktu serta ketersediaan produk yang sesuai.

5. Asuransi

Asuransi adalah hal yang umum diadopsi oleh perusahaan maupun individu. Model jaminan ini menuntut pembayaran awal saat berlangganan agar pelayanan dan cakupan yang ditawarkan dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, unearned revenue berfungsi sebagai elemen pendukung untuk memaksimalkan utilitas dari perlindungan asuransi yang akan diberikan kepada pelanggan.

6. Langganan Akun Premium

Contoh berikutnya dari unearned revenue adalah langganan akun premium. Tentu saja, Anda pasti akrab dengan konsep berlangganan akun premium yang ditawarkan oleh berbagai platform seperti Spotify, Netflix, dan sejenisnya. Dengan membayar biaya langganan akun premium, kamu sudah memasuki situasi unearned revenue. 

7. Pembelian Pre-order

Tanpa disadari, cara pembelian melalui sistem pre-order (PO) termasuk dalam kategori unearned revenue. Ini dikarenakan Anda membayar sepenuhnya untuk barang yang belum tersedia. Contohnya, Anda membeli makanan pre-order lebaran, yang tentunya Anda tidak langsung menerimanya. Penjualnya membutuhkan waktu untuk menyiapkan pesanan Anda. 

Demikianlah pembahasan kali ini mengenai arti unearned revenue, cara mencatat dan contohnya. Dengan memahami konsep unearned revenue, bisnis dapat lebih baik mengelola pendapatan dan kewajiban serta mengoptimalkan penggunaan dana nantinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *